Marthen Welly*

“Setelah keindahan daratan sirna karena lenyapnya hutan pemberi kesejukan dan kehidupan di Bumi ini, tumpuan masa depan bangsa Indonesia kini beralih ke laut yang dianggap masih belum dimanfaatkan secara optimal, benarkah?.”

“Nenek moyangku seorang pelaut, gemar mengarungi luas samudera, menerjang ombak tiada takut, menempuh badai sudah biasa” . Cuplikan lagu tersebut mencerminkan bahwa dulu nenek moyang Indonesia adalah para pelaut yang ulung. Mereka menjelajah hampir ke seluruh perairan dan cukup disegani di dunia. Pada jaman kerajaan-kerajaan besar seperti Sriwijaya dan Majapahit memiliki armada laut yang tersohor dan kuat. Hal ini tak begitu mengherankan, dengan jumlah pulau yang sangat banyak, laut merupakan jalur transportasi utama pada masa itu.

Letak geografis dan kandungan sumber daya kelautan yang dimiliki Indonesia memberikan pengakuan bahwa Indonesia merupakan negara bahari dan kepulauan terbesar di dunia, dengan luas laut 5,8 juta km2 atau 3/4 dari total wilayah Indonesia merupakan lautan dan ditaburi sekitar 17.506 pulau yang dikelilingi oleh 81.000 km garis pantai dengan potensi ekonomi yang sangat besar. Luas kawasan laut tersebut terdiri dari wilayah Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) seluas 2.7 juta km2 dan Laut Teritorial sebesar 3.1 juta km2.

Kondisi geografis ini diperkuat dengan kenyataan bahwa Indonesia berada pada posisi geopolitis yang penting yakni Lautan Pasifik dan Lautan Hindia, sebuah kawasan paling dinamis dalam percaturan politik, pertahanan dan keamanan dunia. Alasan di atas sudah cukup menjadi dasar untuk menjadikan pembangunan kelautan sebagai arus utama (mainstream) pembangunan nasional. Industri di pesisir dan laut seperti pabrik minyak dan gas, transportasi, perikanan, dan pariwisata mewakili 25% dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB) negara dan 15% dari lapangan pekerjaan di Indonesia. Lebih dari 7000 kampung pesisir di Indonesia menggantungkan hidupnya pada sumberdaya hayati laut.

Indonesia merupakan jantung kawasan segitiga karang dunia (coral triangle) yang meliputi Indonesia, Philipina, Malaysia, Timor Leste, Papua New Guinea dan Kepulauan Salomon. Menurut penelitian The Nature Conservancy (TNC) – sebuah lembaga konservasi alam dunia, pada tahun 2002 di kepulauan Raja Ampat (Papua Barat) ditemukan 537 jenis karang dan 1074 jenis ikan karang. Jumlah jenis karang tersebut adalah 75% jenis karang yang pernah ditemukan di dunia. Indonesia juga memiliki terumbu karang terluas di dunia sekitar 51.000 km2 yang menyumbang sekitar 18% luas terumbu karang dunia.

Yang menjadi pertanyaan penting adalah apakah sumberdaya hayati laut Indonesia yang sepertinya melimpah kalau melihat angka-angka diatas telah dimanfaatkan secara berkelanjutan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat Indonesia ?.

Wajah Perikanan dan Terumbu Karang Indonesia
Dari berbagai sumber disebutkan bahwa beberapa perairan di Indonesia telah mengalami tangkap lebih (over-fishing) terutama untuk perairan di sekitar Jawa, Sumatera dan sebagian Sulawesi akibat distribusi nelayan dan sarana perikanan yang tidak merata dimana 35% nelayan Indonesia berada di pulau Jawa dan saat ini terdapat sekitar 7000 kapal asing yang beroperasi di perairan Indonesia.

Kondisi diatas belum termasuk Illegal Unreported and Unregulated (IUU) Fishing. Setiap tahun Indonesia rugi sekitar 20 triliun akibat kegiatan pencurian ikan. Selain kerugian finansial, kerugian terbesar dialami sumber daya perikanan itu sendiri. Apabila dijumlahkan secara keseluruhan, hasil tangkapan yang tergolong dalam IUU Fishing akan terlihat bahwa kerugian yang dialami Indonesia adalah sangat signifikan. Berdasarkan hasil penelitian global diperkirakan IUU Fishing mencapai 30-40 persen dari hasil tangkapan total. Dalam definisi kegiatan ilegal pencurian ikan, dimasukkan pula kategori hasil tangkapan yang tidak dilaporkan (unreported). Termasuk di dalamnya adalah hasil tangkapan sampingan (by catch) dan kegiatan perikanan yang tidak diatur dalam sistem peraturan dan perundang-undangan (unregulated).

Terumbu karang Indonesia juga tak berbeda jauh nasibnya dengan sektor perikanan. Persediaan karang dan ikan karang Indonesia yang berlimpah terancam oleh praktek penangkapan ikan yang merusak (destructive fishing). Penangkapan ikan dengan menggunakan racun potassium-sianida dan bahan peledak telah meluas di banyak pulau di Indonesia, bahkan di daerah yang dilindungi. Kerugian akibat rusaknya terumbu karang sekitar 100.000 dollar per km2 selama 20 tahun dan Indonesia sendiri telah mengalami kerugian 8.5 milliar dollar

Menurut laporan Dirjen Pesisir, Pantai, dan Pulau-pulau Kecil Departemen Kelautan dan Perikanan, dapat digambarkan bahwa kondisi riil terumbu karang Indonesia saat ini adalah 41,78 persen berada dalam kondisi rusak, 28,30 persen dalam kondisi sedang, dan 23,72 persen dalam kondisi baik. Sementara itu, yang masih dalam kondisi sangat baik hanya 6,20 persen.

Pembangunan Pesisir Indonesia untuk kemakmuran rakyat ?
Indonesia terdapat kesenjangan yang sangat besar antara wacana politik dengan realita. Wacana politik tentang paradigma pembangunan di Indonesia sudah sempat sangat maju sampai kepada tingkat pembangunan berkelanjutan yang didasarkan pada tata pemerintahan yang baik (good governance). Sementara realita kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan Indonesia saat ini masih bertitik tumpu pada pertumbuhan ekonomi(growth) semata, yang justru kontra-produktif dengan wacana yang ada. Hal ini diperparah dengan korupsi di segala lini dan tumpang-tindihnya antar sektor yang pada gilirannya akan menguras habis sumberdaya hayati pesisir dan laut tanpa memperhatikan keberlanjutan sumberdaya hayati itu sendiri yang merupakan sumber kehidupan penting bagi rakyat Indonesia terutama masyarakat pesisir.

Salah satu bukti nyata sikap ambigu pemerintah adalah walaupun dalam kenyataannya terumbu karang Indonesia tinggal 6.20 persen saja dalam kondisi sangat baik, namun kebijakan perdagangan karang masih berlaku hingga saat ini. Kuota perdagangan karang masih terus diberikan. Syair yang selalu meninabobokan bangsa ini bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumberdaya pesisir dan laut terus dihembuskan terbukti dengan pernyataan yang kerap dikeluarkan bahwa Indonesia memiliki potensi sumberdaya ikan sekitar 6,409 juta ton/tahun dan saat ini baru bisa dimanfaatkan sekitar 4 juta ton/tahun saja.

Padahal kalau kita lihat kenyataannya, dibeberapa tempat di Indonesia telah terjadi tangkap lebih (over-fishing) seperti perairan di sekitar Jawa, Sumatera dan sebagian Sulawesi. Belum lagi ditambah kekayaan ikan kita banyak dijarah oleh nelayan-nelayan asing dan dibeberapa tempat pesisir dan laut Indonesia telah mengalami kerusakan yang cukup parah. Data Food Agriculture Organization (FAO) menyebutkan, penangkapan ikan ilegal di Indonesia mencapai tiga hingga empat juta ton tiap tahun dengan kerugian mencapai Rp 15 triliun - Rp 20 triliun.

Peraturan dan perundang-undangan yang mengatur berbagai aspek kegiatan pengelolaan di bidang kelautan, secara kuantitatif relatif sudah memadai. Selama tiga puluh tahun terakhir, tidak kurang dari tiga puluh produk hukum telah diproduksi untuk mengatur sektor perikanan. Namun, secara substantif, produk hukum tersebut sangat memprihatinkan. Secara kategorik, produk hukum perikanan tersebut memiliki tiga ciri pokok, yakni sentralistik, berbasis pada doktrin open-access, dan anti pluralisme hukum.

Pembangunan yang tidak mengikuti tata ruang yang ada, sering kali memunculkan konflik kepentingan di wilayah pesisir, terutama pada kawasan berpenduduk padat dan sekaligus jadi kawasan industri seperti di pantai timur Aceh dan Sumatera Utara, Riau, pantai utara Jawa, Selat Bali, dan selatan Sulawesi. Berdasarkan pengalaman yang lalu ketika terjadi krisis ekonomi yang berkepanjangan, maka aspek lingkungan-tak terkecuali laut-sering kali dinomorduakan dalam setiap kegiatan pembangunan. Dan pihak pengelola mendapat tekanan secara politis untuk dapat menyumbangkan devisa bagi Indonesia dengan membuat kebijakan-kebijakan yang bersifat menguras sumberdaya hayati laut.

Kawasan Konservasi Laut sebuah Solusi
Kawasan Konservasi Laut (KKL) yang dirancang untuk mampu bertahan dan dikelola secara efektif (adaptive, social sensitive, culture appropriate dan ecological relevant) dapat melindungi sumber-sumber hayati pesisir dan laut Indonesia yang tersisa saat ini sebagai jaminan keberlanjutan matapencaharian masyarakat Indonesia dimasa depan. Telah banyak dibuktikan dibelahan dunia, bahwa hingga saat ini KKL merupakan solusi terbaik untuk melindungi terumbu karang dan ekosistem penting pesisir lainnya, sumber-sumber perikanan dan aset pariwisata bahari.

Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk melindungi 10 juta hektar lautnya pada tahun 2010 dan 20 juta hektar pada tahun 2020. Saat ini, pemerintah Indonesia telah mendeklarasikan sekitar 7 juta hektar laut Indonesia sebagai KKL dengan dibantu oleh lembaga-lembaga konservasi dan masyarakat. Presiden Republik Indonesia – Susilo Bambang Yudhoyono bersama negara-negara coral triangle telah mengajak seluruh negara-negara di dunia untuk melindungi terumbu karang di kawasan segitiga karang dunia (coral triangle) dalam sebuah inisiatif yang disebut Coral Triangle Initiative (CTI). Inisiatif ini mendapat banyak dukungan termasuk dari negara-negara seperti Amerika dan Australia.(*)


Suatu proyek atau kegiatan hendaknya dipandang dari berbagai kelayakan yaitu kelayakan teknis, kelayakan finansial, kelayakan ekonomi, kelayakan sosial budaya, dan kelayakan lingkungan. Dari sudut pandang ekonomi biasanya setelah kekayaan teknis dan sosial budaya dapat dipenuhi, akan diperhitungkan apakah proyek atau kegiatan memenuhi kelayakan finansial berdasarkan atas perhitungan laba.
Setelah perkiraan nilai biaya dan manfaat proyek diperoleh, maka suatu analisis layak atau tidaknya suatu kegiatan harus dibuat. Salah satu cara yang sering dipakai adalah dengan menghitung nilai sekarang bersih (net present value= NPV). Bila nilai NPV itu positif (NPV > 0) maka proyek dikatakanlayak.
Untuk penentuan besarnya pengutan lingkungan, maka digunakan alat analisis biaya dan manfaat yang telah dikembangkan (extended net present value):
R= Bd + Be – Cd - Cp – Ce
Bd = manfaat langsung
Be = manfaat lingkungan (eksternal)
Cd = biaya langsung
Cp = biaya perlindungan lingkungan
Ce = biaya lingkungan
Kita dapat menghitung kelayakan proyek dengan penekanan pada proyek-proyek publik yang outputnya biasanya bukan merupakan tujuan utama investasi, seperti proyek jalan, proyek pasar, jembatan, sekolah, rumah sakit, dll. Proyek-proyek publik baru dapat dinyatakan berhasil bila sudah terlihat hasilnya (outcome atau fungsi dari output) dan dirasakan manfaatnya (benefit dan goal) bagi perekonomian dan masyarakat luas.
Metode-metode yang ada dan lazim digunakan di Indonesia dalam studi kelayakan proyek, yaitu Net Present Value (NPV), Net Benefit-Cost Ratio (Net BCR), dan Internal Rate of Return (RR). Perlu dirumuskan suatu pendekatan lain yang dapat menghasilkan suatu cara untuk mengukur dan mendistribusikan pembebanan biaya dampak pembangunan.
Salah satu cara yang sering dipakai adalah dengan menghitung nilai sekarang bersih (net present value = NPV). Untuk penentuan besarnya pengutan lingkungan, maka digunakan alat analisis biaya dan manfaat yang telah dikembangkan (extended net present value).
Apabila nilai NPV itu positif (NPV > 0) maka manfaat proyek lebih besar dari pada biaya sehingga layak untuk dijalankan. Apabila nilai NPV itu negatif (NPV < 0) maka biaya proyek lebih besar dari pada manfaat sehingga tidak layak untuk dijalankan. Nilai sekarang dari totalnya lebih kecil dari biaya total proyek tersebut, adalah penggunaan lain yang lebih bermanfaat bagi dana yang semula disediakan untuk membangun proyek tersebut. Apabila nilai NPV itu = 0 maka proyek tersebut mendatangkan manfaat sebesar biaya, masih cukup layak untuk dijalankan. 
Model ini mempunyai dua komponen analisis sebagai inti kajian, yaitu komponen biaya-manfaat di satu pihak dan komponen pembebanan di lain pihak. Pembahasan komponen biaya-manfaat mencakup bagaimana cara mengukur biaya dan manfaat dari proyek pembangunan mengkonversikannya ke dalam nilai finansial; pihak-pihak mana saja yang memperoleh manfaat di mana terkait juga di dalamnya pengklasifikasian penerima manfaat berdasarkan manfaat yang diterimanya. Biaya yang dikaji meliputi biaya langsung, biaya perlindungan lingkungan dan biaya lingkungan. Manfaat yang dikaji meliputi manfaat langsung dan manfaat tidak langsung. Manfaat langsung terdiri atas manfaat positif berupa penghematan biaya pengeluran perusahaan dan kesejahteraan lingkungan, sedangkan manfaat negatif berupa biaya penanggulangan polusi udara yang akan ditimbulkan dari limbah buang.
Manfaat tidak langsung hanya mencakup manfaat positif berupa peningkatan harga lahan dan penciptaan kesempatan ekonomi yang diindikasikan oleh peningkatan PDRB. Pembahasan komponen pembebanan mencakup bagaimana cara mengukur pembebanan yang dikenakan kepada penerima manfaat serta cara mendistribusikannya secara proporsional sesuai dengan prinsip fairness melalui instrumen-instrumen pembebanan yang dimiliki pemerintah khususnya pemerintah daerah untuk pemulihan biaya proyek dalam rangka pengembangan investasi.



Kata "ekonomi" berasal dari kata Yunani οἶκος (oikos) yang berarti "keluarga, rumah tangga" dan νόμος (nomos), atau "peraturan, aturan, hukum," dan secara bahasa diartikan sebagai "aturan rumah tangga" atau "manajemen rumah tangga." Para ekonom berpendapat bahwa Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Permasalahan itu kemudian menyebabkan timbulnya kelangkaan (Inggris: scarcity). 
Pilihan yang ditempuh oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas inilah yang memunculkan bidang ilmu ekonomi. Jadi, Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia baik secara individu maupun masyarakat dalam menentukan pilihan-pilihan terhadap sumberdaya yang terbatas jumlahnya untuk memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas jumlahnya. Demikianlah, definisi ekonomi yang terdapat dalam literatur-literatur ekonomi yang sampai saat ini masih diajarkan di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi di seluruh dunia. 
Kelangkaan (scarcity), yang dianggap sebagai permasalahan ekonomi itu muncul sebagai akibat dari kondisi dimana keinginan manusia atas alat pemuas kebutuhan lebih besar dari jumlah alat pemuas kebutuhan yang tersedia. Berdasarkan kelangkaan tersebut, maka muncul apa yang disebut barang ekonomi, yaitu barang yang jumlah permintaannya lebih banyak dibandingkan jumlah barang yang tersedia. Barang ekonomi merupakan barang yang mempunyai nilai (harga). Jadi, barang memiliki nilai (harga) jika terdapat permintaan atas suatu barang dan jumlah permintaan tersebut lebih banyak dari barang yang tersedia.
Jawaban atas permasalahan paradoks antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan terbatasnya (langkanya) sumbersumber ekonomi yang tersedia, adalah dengan menambah jumlah produksi barang dan jasa setinggi-tingginya agar kebutuhan manusia yang tidak terbatas dapat diperkecil jaraknya. Bahkan kaum klasik (kapitalis aliran Adam Smith) berkeyakinan seperti yang dinyatakan oleh JB Say bahwa “ Supply creates own demand” atau penawaran akan menciptakan permintaannya sendiri. Berapa-pun barang yang diproduksi produsen (swasta) akan mampu diserap atau dikonsumsi oleh rumah tangga. Mereka juga berkeyakinan bahwa perekonomian akan selalu dalam keseimbangan tanpa campur tangan apapun dari pemerintah. Meskipun jawaban permasalahan tersebut pada akhirnya harus berbenturan dengan tingkat permintaan konsumen, di mana tingkat permintaan konsumen dipengaruhi oleh banyak faktor, sehingga produksi sebanyak-banyaknya dapat mengakibatkan inefisiensi dan ketidakseimbangan pasar (market disequilibrium), akan tetapi filosufi pemecahan masalah (problem solving) ekonomi dengan cara seperti ini menentukan bagaimana melihat hakikat permasalahan ekonomi. Dengan cara pandang ini, solusi ekonomi yang harus ditempuh secara mikro adalah peningkatan produksi sebanyak-banyaknya, dan secara makro mengejar pertumbuhan ekonomi setinggi-tingginya.

 
Benarkah Kebutuhan Manusia Tidak terbatas?
Sesungguhnya kebutuhan manusia terbatas. Kebutuhan manusia ada dua, kebutuhan pokok dan kebutuhan pelengkap. Kebutuhan pokok adalah kebutuhan manusia yang bersifat mendasar dimana bila kebutuhan ini tidak terpenuhi maka manusia akan mengalami kebinasaan atau kesengsaraan dalam hidup. Kebutuhan pokok ini terdiri dari sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan dan keamanan. Manusia tidak akan bisa hidup tanpa makanan dan manusia akan sengsara bila kekurangan makanan, namun kebutuhan manusia akan makanan sangat terbatas. Manusia rata-rata hanya makan tiga piring dalam sehari, kalaupun ada yang lebih dari tiga piring dalam sehari, yang demikian hanyalah sedikit orang, itupun tidak akan sampai seratus piring dalam sehari apalagi tidak terbatas. Demikian pula dengan pakaian, manusia membutuhkan pakaian yang layak untuk dipakai sehari-hari yang berguna untuk melindungi badan dari cuaca dan untuk menjaga kehormatan diri, namun kebutuhan manusia akan pakaian juga terbatas, wajarnya setiap manusia berganti pakaian dua kali dalam sehari, sehingga kebutuhan akan pakaianpun juga terbatas. Kebutuhan manusia akan perumahan juga demikian, satu keluarga satu rumah sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan. Sedangkan pendidikan, kesehatan dan keamanan adalah kebutuhan yang bersifat immateri (jasa). 
Jenis kebutuhan ini juga terbatas, pendidikan memang luas, namun ilmu yang dibutuhkan manusia untuk hanya sekedar menjalani kehidupan dengan layak terbatas. Kesehatan juga demikian, tidak setiap hari manusia sakit, sehingga kebutuhan manusia akan kesehatan terbatas. Keamanan pun demikian, kriminalitas dapat ditekan dan kebutuhan manusia akan keamanan dapat dipenuhi dengan baik. Sedangkan kebutuhan pelengkap adalah kebutuhan tambahan dari kebutuhan pokok untuk mempernyaman kehidupan. Orang tidak binasa atau sengsara bila kebutuhan tidak terpenuhi. Contoh kebutuhan ini adalah memperindah rumah, memiliki mobil, rekreasi dll. Janis kebutuhan ini juga terbatas, karena pada dasarnya manusia dapat hidup lebih baik dan lebih nyaman tanpa harus memiliki segalanya.
Permasalahannya adalah tidak dibedakannya antara kebutuhan (needs) dengan keinginan (wants), inilah kelemahan mendasar teori scarcity. Kebutuhan manusia terbatas, sedangkan keinginan manusia tidak terbatas. Walaupun keinginan manusia tidak terbatas, namun keinginan manusia tetap terikat dengan persepsi manusia itu sendiri, sehingga keinginan manusia relatif mengikuti persepsi manusia itu sendiri. Ada manusia yang sekiranya mendapat satu gunung emas, dia menginginkan gunung emas yang kedua. Namun ada manusia yang sama sekali tidak menginginkan sekeping emas-pun karena dia memiliki persepsi bahwa dia hidup sederhana di dunia untuk meraih kehidupan lebih baik setelah kehidupan dunia. Walau manusia bisa menginginkan apapun, namun bisa jadi manusia tidak menginginkan “apapun” karena persepsinya. Jadi memang betul keinginan manusia tidak terbatas, namun keinginan manusia yang tidak terbatas itu sebenarnya relatif mengikuti persepsi manusia.
Dengan demikian, Tidak bisa dikatakan bahwa “Supply creates own demand” karena kebutuhan manusia terbatas. Kebutuhan akan barang dan jasa terbatas, sehingga tidak semua penawaran terserap pasar. Permintaan konsumen sangat terbatas, memaksakan untuk memproduksi barang atau jasa tanpa kesesuaian kebutuhan dan kondisi konsumen akan menyebabkan ketidakseimbangan pasar. 
Kebutuhan manusia terbatas, alat pemuas kebutuhan manusia juga terbatas. Bagaimana manusia memenuhi kebutuhan hidup yang terbatas tersebut dengan alat pemuas kebutuhan yang juga terbatas? inilah sebanarnya falsafah yang mendasari manusia untuk melakukan sesuatu kegiatan dan mengambil pilihan-pilihan. Jadi, Permasalahan ekonomi adalah bagaimana kebutuhan pokok setiap individu manusia terpenuhi dan adanya keleluasaan bagi setiap manusia untuk memenuhi kebutuhan pelengkapnya, dengan cara tertentu sesuai dengan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat. 

 

Bagaimana kebutuhan pokok setiap manusia dapat terpenuhi? Jawabannya adalah produksi dan distribusi. Produksi adalah aktifitas untuk mengadakan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan sedangkan distribusi adalah aktifitas untuk menyampaikan barang dan jasa pemuas kebutuhan kepada masyarakat. produksi berkaitan dengan pertanyaan, 1. Barang apa yang akan diproduksi?, 2. Bagaimana barang diproduksi?, sedangkan distribusi berkaitan dengan pertanyaan?, 3. Untuk siapa barang yang diproduksi dan bagaimana mekanisme pendistribusiannya?

1) Barang apa yang akan diproduksi.
Berdasarkan teori kelangkaan, maka muncul apa yang disebut dengan barang ekonomi. Barang ekonomi merupakan barang yang jumlah permintaannya lebih banyak dibandingkan jumlah barang yang tersedia, sehingga barang tersebut memiliki nilai dan harga. Semakin banyak barang yang tersedia, maka semakin murah harganya, sebaliknya semakin sedikit jumlahnya maka semakin mahal harga. Barang ekonomi-lah yang menjadi pembahasan para ekonom, sedangkan barang yang jumlahnya besar dan jumlahnya melebihi permintaannya disebut barang bebas dan tidak dibahas.  
Teori tentang barang ekonomi yang dilandasi dengan teori kelangkaan adalah teori yang lemah, karena pembahasan tentang barang ekonomi hanya memperhatikan permintaan saja. Barang disebut sebagai barang ekonomi bila ada permintaan atas barang tersebut. Dengan teori tersebut, maka barang-barang berbahaya pun dapat disebut sebagai barang ekonomi. Miras dan narkoba bisa disebut sebagai barang ekonomi karena permintaan akan barang tersebut, padahal jelas-jelas barang tersebut membahayakan masyarakat. Seharusnya untuk disebut sebagai barang ekonomi tidak cukup hanya permintaan atas barang tersebut, namun manfaat barang tersebut dan nilai yang dianut oleh masyarakat juga menjadi penentu apakah barang tersebut termasuk barang ekonomi yang akan diproduksi. Manfaat barang berkaitan dengan kebutuhan manusia, yaitu apakah barang yang akan diproduksi adalah barang yang dibutuhkan oleh masyarakat atau malah membahayakan, sedangkan nilai yang dianut oleh masyarakat berkaitan dengan nilai yang dianut atau peraturan yang diterapkan dalam sebuah masyarakat.Seberapa banyak akan diproduksi? Jumlah produksi berkaitan dengan permintaan, sedangkan permintaan berkaitan dengan kebutuhan manusia baik kebutuhan pokok maupun kebutuhan pelengkap. Maka, tidak bisa dikatakan bahwa “Supply creates own demand” karena tidak selalu penawaran menciptakan permintaanya sendiri atau tidak selalu barang yang diproduksi terserap oleh pasar. Produksi atau penawaran selalu terikat dengan permintaan dan permintaan selalu terikat dengan kebutuhan manusia yang terbatas.

2) Bagaimana barang diproduksi
Masalah ini menyangkut teknik untuk memanfaatkan sumber daya untuk memproduksi barang yang dibutuhkan. Manusia selalu berusaha untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Manusia selalu mencari penemuan baru-baru. Dulu, petani hanya menggunakan cangkul dan pengairan hujan, namun kini berkembang dengan menggunakan traktor dan irigasi. Varietas unggul ditemukan sehingga umur padi lebih pendek dengan kualitas yang lebih baik. masalah ini menyangkut tehnologi yang senantiasa dikembangkan oleh manusia, dan sifat teknologi adalah netral atau tidak terikat dengan peradaban tertentu.

3) Untuk siapa barang yang diproduksi atau mekanisme distribusi?
Barang dan jasa tersebut diproduksi untuk memenuhi permintaan. Ruang lingkup permintaan bukanlah konsumen secara keseluruhan atau masyarakat pada umumnya, tetapi sekelompok konsumen atau sebagian masyarakat yang melakukan permintaan atas barang dan jasa yang ditawarkan produsen. Di mana kemampuan konsumen melakukan permintaan bergantung pada kekuatan daya belinya. Jadi hanya bagi konsumen yang mampulah barang dan jasa yang diproduksi diperuntukkan, bukan bagi orang-orang yang tidak mampu atau golongan miskin. Dua titik pertemuan antara “permintaan konsumen” yang memiliki kemampuan dengan penawaran produsen yang memiliki kemampuan produksi menghasilkan keseimbangan ekonomi (economic equilibrium). Harga menentukan siapa saja yang dapat masuk ke dalam area produksi dan siapa saja konsumen yang dapat mengkonsumsi barang dan jasa. Inilah yang dimaksud dengan harga sebagai metode distribusi ekonomi.
Distribusi bagi produsen adalah ketika harga (biaya produksi) menentukan harus berhenti berproduksi atau tetap mampu berproduksi. Bagi produsen yang tetap mampu berproduksi, maka ia harus mengevaluasi dan mengatur kembali barang apa saja yang diproduksi (termasuk masalah kualitas), berapa banyak harus diproduksi, dan kelompok konsumen mana yang dibidik.Distribusi bagi konsumen adalah ketika harga mengharuskannya menghitung-hitung kemampuannya dalam membeli barang dan jasa. Harga membuat sekelompok konsumen yang mampu dapat memenuhi segala kebutuhan dan keinginannya. Harga membuat sekelompok konsumen yang kurang kemampuannya untuk secara tidak penuh mengkonsumsi barang dan jasa yang dibutuhkannya. Harga pula membuat konsumen yang sama sekali tidak mampu untuk gigit jari karena tidak dapat mengkonsumsi barang yang dibutuhkannya

Sumber: http://syariah.org/id/index.php?option=com_content&view=article&id=67:falsafah-dasar-ekonomi-kapitalis&catid=37:ekonomi-dan-keuangan


Air adalah asal muasal dari segala macam bentuk kehidupan di planet bumi ini. Dari air bermula kehidupan dan karena air peradaban tumbuh dan berkembang. Logika sederhananya, tanpa air peradaban akan surut dan bahkan kehidupan akan musnah karena planet bumi akan menjadi sebuah bola batu dan pasir raksasa yang luar biasa panas, masif, dan mengambang dialam raya menuju kemusnahan. Air menopang kehidupan manusia, termasuk kehidupan dan kesinambungan rantai pangan makhluk hidup di bumi. Karena itulah Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mendeklarasikan bahwa air merupakan hak azasi manusia artinya setiap manusia dimuka bumi ini mempunyai hak dasar yang sama terhadap pemakaian air. Namun air secara sangat cepat menjadi sumberdaya yang makin langka dan tidak ada sumber penggantinya.
Air merupakan sumberdaya yang dapat diperbaharui berarti air tidak akan habis bila dipakai terus menerus. Air sampai saat ini telah beralih fungsi dari barang sosial menjadi barang ekonomi ang memiliki nilai ekonomi. Pemanfaatan air yang melewati batas dan tidak dikendalikan dengan baik akan dapat membuat air mengalami degradasi baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Salah satu cara yang diambil pemerintah untuk mengendalikan pengambilan dan pemanfaatan air tanah adalah dengan pemberlakuan pajak pengambilan dan pemanfaatan air tanah sesuai dengan keputusan peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 24 Tahun 2006.

Sumberdaya secara ekonomi merupakan seluruh faktor produksi yang diperlukan untuk menghasilkan output berupa barang dan jasa. Sumberdaya merupakan komponen yang diperlukan untuk aktivitas ekonomi yang secara langsung maupun tidak langsung diperlukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup yang tidak terbatas jumlahnya. Berdasarkan ketentuan tersebut dapat diartikan bahwa sumberdaya diartikan secara terbatas dalam peranannya untuk menghasilkan utilitas (kepuasan) melalui proses produksi. Sumberdaya tersebut diperlukan bukan karena dirinya sendiri melainkan diperlukan sebagai sarana untuk mencapai tujuan. Pada kenyataanya sumberdaya bisa menghasilkan utilitas tanpa melalui proses produksi. Sebagai contoh, pemandangan alam di pegunungan, keindahan pantai yang dapat memberukan kepuasan bagi masyarakat. Sehingga pengertian sumberdaya ini tidak hanya menyangkut nilai yang di konsumsi akan tetapi juga menyangkut nilai yang tidak konsumsi secara langsung.
Ketersedian sumberdaya yang ada di alam jumlahnya terbatas. Sehingga dalam pengertian ini terdapat beberapa kelompok yang pesimistis terhadap ketercukupan sumberdaya bagi pemenuhan hidup manusia. Hal ini terjadi karena jumlah penduduk setiap tahun yang terus meningkat sementara alat pemenuhan kebutuhan hidup manusia (sumberdaya) jumlahnya tetap/terbatas. Disisi lain ada sekelompok ilmuwan yang percaya bahwa sumberdaya itu tidak akan habis, hal ini seiring dengan kemajuan teknologi dan adanya sumberdaya substitusi yang dapat menggantikan untuk pemenuhan kebutuhan hidup manusia.
Secara fisik untuk mengukur ketersediaan sumberdaya alam sudah sering dilakukan oleh ahli geologi, yaitu dengan teknologi tertentu mereka dapat mengukur berupa kuantitas atau volume mineral yang terkandung di bumi dan perkiraan waktu akan habisnya sumberdaya tersebut. Sedangkan secara ekonomi juga dapat diketahui persediaan suatu sumberdaya alam tertentu dipermukaan atau di dalam bumi walaupun tidak bisa menentukan secara pasti volumenya. Sehingga seorang ahli ekonomi hanya mengatakan sumberdaya itu langka atau tidak, dalam hal ini kelangkaan yang dimaksud adalah kelangkaan secara ekonomi bukan kelangkaan secara fisik. Kelangkaan sumberdaya alam secara ekonomi dapat diukur dengan cara menghitung harga rill (harga barang sumberdaya alam); menghitung biaya produksi (unit cost) dan rent ekonomi sumberdaya




Indonesia has 17,504 islands (data of 2004, see also: the number of islands in Indonesia), about 6000 of them are uninhabited, scattered around the equator, tropical weather provides. Island population is most populous island, where more than half (65%), Indonesia's population lives. Indonesia consist of 5 large islands, namely: Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, and Irian Jaya.

Indonesia has more than 400 volcanoes and 130 of them, including active volcanoes. Part of the volcano is located on the sea floor and are not visible from the surface of the sea. Indonesia is a meeting place, a series of 2 active volcanoes (Ring of Fire). There are dozens of active fault in the area of Indonesia.

STATE NATURAL

Some experts divide India on the three main geographic areas include: Includes the Sunda Islands of Java, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi. Small Sunda islands include Bali, West Nusa Tenggara and East Nusa Tenggara. Maluku and Irian At the time of the last ice, before 10,000 years BC (Before Christ), on the western part of Indonesia there is a land of Sunda are connected to the continent of Asia and the flora and fauna possible move to Asia western Indonesia. In the eastern part of Indonesia, there is land that is connected to the Sahul continent of Australia and possible Australian fauna and flora move to the eastern part of Indonesia. In the middle there are islands separated from the two continents are. Because it is the expert on Indonesia biogeografi share life flora and fauna include: Mainland Indonesia Bagian Barat with flora and fauna with the Asian continent. Central Mainland Indonesia (Wallacea) with endemic flora and fauna / is only found in the area. Mainland Eastern Indonesia with the flora and fauna that is the same as the Australian continent. Third part the land is separated by the virtual / imaginary lines known as the Wallace-Weber, that is a virtual line separating the West Mainland Indonesia Wallacea region (Central Brazil), and The Lyedekker, the virtual line that separates the Wallacea (Indonesia Central) with IndonesiaTimur area. Based on the Line-of Haluan State (GBHN) 1993, the territory of Indonesia is divided into 2 areas of development: West region of Indonesia. Consists of Java, Sumatra, Kalimantan, Bali. Eastern Indonesia. Consisting of Sulawesi, Maluku, Irian / Papua, West Nusa Tenggara and East Nusa Tenggara.   

Great Sunda Islands

Consists of the main islands: Sumatra, Kalimantan, Java and Sulawesi, and with thousands of islands are small and not inhabited and uninhabited. This region is the concentration of population and where most of the economic activity takes place. 


Sumatra Island


Sumatra island, is a broad-based sixth largest island in the world. This island of west sea to the southeast and across the equator, seems to share the island of Sumatra in two sections, the northern hemisphere Sumatra Sumatra and the southern hemisphere. Bukit Barisan mountain peak with some exceeding 3,000 m above sea level, the rows of active volcano, walking along the west side of the tip of the island's north to south, so that makes plain in the west of the island is relatively narrow with steep beaches and in the direction Indian Ocean and on the plains east of the island wide and sloping beach with a shallow and sloping towards the Malacca, Bangka and the South China Sea. 
On the north island of Sumatra adjacent to the Andaman Sea and in the southern part of the Selat Sunda. Sumatra island was covered by primary tropical forest and secondary tropical forest that is lush with fertile soil. Gungng vulcanic the highest in Sumatra is Mount Kerinci in Jambi, and the other volcanoes that is a quite famous Gunung Leuser in Aceh, and Gunung Dempo on the border with South Sumatra Bengkulu. Sumatra is the area episentrum earthquake because dilintasi earth crust by fracture along the Bukit Barisan, which is called the Sumatra fault and fracture in the earth's crust basic Indian Ocean offshore along the western side of Sumatra. The biggest lake in Indonesia, there is Lake Toba on the island of Sumatra. 

Population density of Sumatra island after the second island. 

Currently, the island of Sumatra administratively divided into the 8 provinces, namely: 
Nanggroe Aceh Darussalam, North Sumatra, West Sumatra, Riau, Jambi, South Sumatra, Bengkulu and Lampung provinces and 2 in the fraction of the province is the main island in the Riau Islands of Sumatra and Bangka Belitung Islands.


Kalimantan Island (Borneo)

Kalimantan is the name of the island of Borneo in Indonesia (the country Malaysia and Brunei have also located on the island of Borneo), is a broad-based third largest island in the world, after Greenland and Papua. The north island of Kalimantan, Sarawak and Sabah, Malaysia is the region which borders directly with the Kalimantan region of Indonesia and Brunei Darussalam; in the south bordered by Java Sea. The western part of Kalimantan island bordered by South China Sea and the Karimata; in the eastern part of Sulawesi island separated by the Makassar Strait. In the middle of the island is a mountainous region and hilly, mountainous areas in Kalimantan Indonesia is not active under the high and 2000 meters above sea level, while the coastal region is low, swampy, marshy land and a closed layer of thick turf. 
Kalimantan Island dilintasi by the equator so that the divide on the island Kalimantan Kalimantan northern hemisphere and southern hemisphere Kalimantan. Soil fertility on the island of Kalimantan is less when compared to soil fertility on the island of Java and Sumatra islands, as well as density of the population are rare. Kalimantan island of Sumatra as well, covered by a dense tropical forest (primary and secondary). The island of Kalimantan geologik stable, relatively safe from earthquakes (tektonik and vulkanik) because they did not break dilintasi by the earth crust and does not have a series of active volcanic islands such as Sumatra, Java and Sulawesi islands. Terpanjang river in Indonesia, the Kapuas River, 1125 kilometers, is located on the island of Kalimantan. 

Currently, the island of Kalimantan administratively divided into 4 provinces, namely: 
West Kalimantan, Central Kalimantan, South Kalimantan and East Kalimantan. 
 
  
  


Java 

Java, is the most populous island of the population per square kilometer in Indonesia. Cross the island from West to East, is located in the southern hemisphere. Barisan mountains with fiery active high above 3000 meters above sea level in the island, one of Mount Merapi in Central Java and Mount Bromo in East Java which is very famous active. The southern part of the island is bordered by Indian Ocean, the beach and pitched in, the north island berpantai land and shallow sea borders with Java and Madura islands separated by by the Madurese. In the western part of the island separated by the island of Sumatra and the Sunda islands in the eastern part of Java island separated by the Bali by Bali. 
Forest on the island of Java is not selebat tropical forest on the island of Sumatra and Kalimantan islands and forest dipulau Java because of the more narrow the amount of population pressure in Java that the more compact and generally is a little forest and tertiary secondary forest. Big cities and industrial cities in Indonesia are mostly located on the island and the capital of the Republic of Indonesia, Jakarta, is located on the island of Java. The geologik, Java is an area episentrum earthquake fault because dilintasi by scaling up the earth fault of the earth's crust Sumatra island, which is released southern Java coast. 

Currently Java administratively divided into the 6 provinces, namely: 
Banten, Special Capital Region - Jakarta, West Java, Central Java, Daerah Istimewa - Yogyakarta and East Java. 


Sulawesi Island 

Sulawesi island, the island is separated from the Great Sunda Islands ditilik when the life of flora and fauna because Wallace is a line along the Makassar Strait, which separates the island of Sulawesi Sunda Islands group of the time of ice. Sulawesi Island is a combination of 4 peninsula stretching, with rows of fiery mountains meet the active arm peninsula, some of which reach an altitude above 3,000 meters above sea level, fertile land, covered by dense tropical forest (primary and secondary). 

South dilintasi the equator in the northern quarter of the island, so most of the island of Sulawesi are areas in the southern hemisphere. In the north, separated by South Mindanao island - by the Philippines and Sulawesi Sea in the south of the island is limited by Flores Sea. In the western part of the island of Sulawesi Kalimantan islands separated by the Makassar Strait, a strait with a depth of sea in the very bottom of the sea currents and strong. In the east, the island Sulawesi are separated by geographic region Maluku and Irian by Banda Sea. 

Sulawesi Island is a habitat for many rare animals and animals unique to Sulawesi; among Anoa, Babi Rusa, Tarsius monkeys. The island of Sulawesi geologik very unstable because the earth's crust fracture dilintasi Pacific plates and is the collision point between the plates in Asia, and Australia plates Pacific plates. 

Currently, the island of Sulawesi administratively divided into 6 provinces, namely: 
South Sulawesi, West Sulawesi, Central Sulawesi, Southeast Sulawesi, Gorontalo and North Sulawesi. 


Small Sunda Islands 

Small Sunda Islands is a group of islands in the smaller longitudinal equator from the southern island of Bali at the end of the western boundary Small Sunda Islands, in succession to the east is, Lombok island, Sumbawa island, Flores island, island of Solor, Alor island, and little to the south island of Sumba, Timor island and the island which is the point Sawu cluster terselatan Small Sunda Islands. 

Small Sunda Islands is the rows of active volcano with a high around 2000 to 3700 meters above sea level. Among them is the famous Mount Agung in Bali, Gunung Rinjani in Lombok, Gunung Tambora on the Sumbawa and Flores in Mount Lewotobi. Soil fertility in the Small Sunda Islands varies from very fertile on the island of Bali to dry desert in the island of Timor. In the northern cluster of islands is limited by Flores Sea and Banda Sea and the southern cluster of islands is limited by the Indian Ocean. In the western part of the Small Sunda Islands are separated by Java by the Bali and in the east, adjacent to the Maluku Islands and Irian (separated by Banda Sea) and the land borders of East Timor on the island of Timor. 

Based on the flora and fauna of the island of Bali is still the Great Sunda Islands, including the Wallace line of Makassar Strait in the north across the Lombok to the south, separates the island of Bali with a group of Small Sunda Islands in the era of ice. 

Forest in the Sunda Islands Small very little, even to the eastern island of the forest cluster has been changed with the sabana; also population density in the small Sunda Islands vary widely, from very dense on the island of Bali and to the east of the island cluster of the more rare. The geologik, Sunda Kecil area also include the unstable fracture dilintasi by the earth crust in the southern group of the Small Sunda Islands is the earth's crust continued fracture diselatan Java. Komodo, reptilia the world's largest island located in the Komodo, one of the islands in the Sunda archipelago small. Three Colors Lake, is a very unique area that is also found in the Small Sunda Islands, which is on the island of Flores. 

Currently, the administrative government small Sunda Islands is divided into 3 provinces, namely: * Bali, West Nusa Tenggara and East Nusa Tenggara. 


Maluku and Irian 

Maluku and Irian, the island consists of 1 Irian basar the islands and some islands are islands such as Halmahera, Seram island, the island and Buru Islands Kei and Tanimbar and thousands of small islands uninhabited other good or not. Weber line separating the region in two parts, namely Papua and Maluku archipelago with Australia so that in the Maluku islands, flora and fauna while the transition in Irian, flora and fauna in Australia. 

Most of this area is the primary tropical forest and dense secondary, except in the islands of Aru and Tanimbar the bushes and sabana. The highest volcano in the Maluku archipelago is Mount Binaiya, at 3039 meters, while on the island of Irian vulcanic active memlintang mountain from west to east of the island, the highest mountain is Puncak Jaya at 5030 meters above sea level. 

Pulau Irian is also a resident of the island with the most rare in Indonesia, which is about 2 people per square kilometer. The geologik, Maluku and Irian region also has a very unstable because it is a collision point of three earth crust plates, plates Asia, Australia and plates Pacific plates. Palung terdalam sea in Indonesia are located in this area, namely Palung Banda Sea, around the depth of 6500 meters below the sea surface. 

Currently, the administrative government Maluku and Irian divided up: 
North Maluku, Maluku, Papua and West Irian Jaya 


Climate 

Indonesia has a wet tropical climate influenced by monsoon winds west and east monsoon. From November to May, winds blow from the North Sea to bring more Western moisture and rain in the area of Indonesia, from June to October winds blow from the South Southeast dry, a little moisture. The temperature in the low range between Indonesia 23 degrees Celsius to 28 degrees Celsius throughout the year. 

But temperature is also very vary;'s average near 40 degrees Celsius in the dry season in the valley Palu - Sulawesi and islands in the East until the 0 degrees Celsius in the mountains Jayawijaya - Irian. There is eternal snow on the peak-peak of the mountain in Irian: Trikora Peak (Mt. Wilhelmina - 4730 m) and Puncak Jaya (Mt. Carstenz, 5030 m). 

There are 2 seasons in Indonesia, namely the rainy season and dry season, in some places known seasonal period, the seasonal changes of the second season is. 

Rainfall in an average year 1600 millimeter, but also vary widely, from more than 7000 millimeter a year to about 500 millimeter a year in the East and Palu. Areas rainfall hujannya average is high throughout the year in Aceh, West Sumatra, North Sumatra, Riau, Jambi, Bengkulu, West Java in part, West Kalimantan, North Sulawesi, North Maluku and Irian in Mamberamo delta. 

Every 3 to 5 years are common, namely the El-Nino weather phenomenon that causes distortions the long dry season and rainy season is short. After the El Nino is usually followed by a La Nina the result of torrential rains and longer than usual. The strength of El Nino vary depending on various factors, among others, southern oscillation index, or Southern Oscillation. 


Data-geographical data 

Location: In the southeast Asia, the Malay Islands in the Indian Ocean and Pacific Ocean. 

Geographical coordinates: 6 ° N - 11 ° 08'LS and from 95 ° 'BB - 141 ° 45'BT 

Reference maps: Southeast Asia 

Region: 
total land: 1,922,570 km ² 
non-water land: 1,829,570 km ² 
watery land: 93,000 km ² 
sea: 3,257,483 km ² 

Border countries: 
total: 2830 km: Malaysia 1,782 km, Papua New Guinea 820 km, 228 km East Timor 
Neighboring countries that are not contiguous land: India in the north west of Aceh, Australia, Singapore, Philippines, Vietnam, Thailand, Brunei Darussalam, Cambodia, Thailand, Burma 

Coastline: 54,716 km 

Maritime claims: measured from the base line of islands claimed 
special economic zone: 200 nautical miles 
sea, which is the country: 12 nautical miles 

Weather: tropical, hot, humid, slightly cooler in the highlands 

Plain: most of the coastal lowland, the islands have a larger mountain range in the hinterland 

Highest & lowest: 
lowest point: Indian Ocean 0 m 
highest point: Puncak Jaya 5,030 m 

Natural resources: petroleum, timber, natural gas, brass, tin, bauxite, copper, fertile soil, coal, gold, silver 

Land use: 
fertile land: 9.9% 
permanent crops: 7.2% 
other: 82.9% (1998 estimate) 

Diairi the area: 48,150 km ² (1998 estimate) 

Natural hazards: floods, long droughts, tsunamis, earthquakes, volcanoes, forest fires, mud, mountains, landslide. 

Environment - current issues: logging in the wild / forest pembalakan; water pollution from industrial waste and mining; daerak air pollution in urban areas (Jakarta is a city with dirty air to the 3 in the world); fog and smoke from forest fires, forest fires permanent / can not be quenched; perambahan preserve / preserve; wild hunting, trade, and extermination of protected wild animals; wrecking coral reefs; B3/radioaktif waste disposal from developed countries, without the separation of waste disposal / processing; wild bursts of mud in Sidoarjo, East Java. 

Environment - international agreements: 
part of: biodiversity, climate change, Desertifikasi, a threatened species, hazardous waste, Legal Sea, Prohibition Nuclear testing, the ozone layer protection, ship pollution, Perkayuan Tropical 83, Perkayuan Tropical 94, The wet 
signed, but not diratifikasi: Climate Change - the Kyoto Protocol, Marine Life Pelindungan 

Geography - note: the archipelago consisting of about 17,504 islands (6,000 inhabited); dilintasi equator, along the main shipping line from Indian Ocean to the Pacific Ocean 

Source: Wikipedia